
Pendahuluan
Kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan liku-liku, tanjakan dan turunan, serta badai dan pelangi. Tidak ada seorang pun yang terbebas dari tantangan, ujian, dan kesulitan. Mulai dari masalah keuangan, masalah kesehatan, hubungan yang retak, hingga kehilangan orang yang dicintai, tantangan datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ketika badai kehidupan menerpa, seringkali kita merasa lemah, takut, dan sendirian. Kita bertanya-tanya, "Mengapa ini terjadi pada saya?" atau "Bagaimana saya bisa melewati ini?"
Namun, sebagai orang yang percaya, kita memiliki harapan dan kekuatan yang tak tertandingi: kehadiran Tuhan yang senantiasa menyertai kita. Tuhan tidak menjanjikan kehidupan yang bebas dari masalah, tetapi Dia menjanjikan untuk selalu menyertai kita di setiap langkah perjalanan. Dia adalah sumber kekuatan kita, penghibur kita, dan penuntun kita di tengah badai kehidupan.
Khotbah ini akan membahas bagaimana kita dapat menghadapi tantangan bersama Tuhan, bagaimana iman kita dapat menjadi jangkar yang kokoh di tengah badai, dan bagaimana kita dapat menemukan harapan dan kekuatan dalam hubungan kita dengan-Nya.
I. Mengakui Kehadiran Tuhan di Tengah Tantangan
Langkah pertama dalam menghadapi tantangan bersama Tuhan adalah mengakui kehadiran-Nya di tengah kesulitan yang kita alami. Seringkali, ketika kita dilanda masalah, kita cenderung fokus pada masalah itu sendiri dan melupakan bahwa Tuhan selalu ada di sisi kita. Kita merasa ditinggalkan dan sendirian.
Namun, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dalam Matius 28:20, Yesus berkata, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman." Janji ini adalah sumber kekuatan dan penghiburan bagi kita. Tuhan tidak hanya hadir di saat-saat senang, tetapi juga di saat-saat sulit. Dia berjalan bersama kita melalui lembah kekelaman, memegang tangan kita, dan membimbing kita keluar dari kegelapan.
Untuk mengakui kehadiran Tuhan di tengah tantangan, kita perlu:
- Berdoa secara teratur: Doa adalah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan. Melalui doa, kita dapat mencurahkan isi hati kita, menyampaikan kekhawatiran kita, dan memohon pertolongan-Nya. Doa yang sungguh-sungguh akan membuka mata kita untuk melihat kehadiran Tuhan di sekitar kita.
- Membaca dan merenungkan Firman Tuhan: Firman Tuhan adalah sumber kebijaksanaan dan penghiburan. Dalam Alkitab, kita menemukan kisah-kisah orang-orang yang menghadapi tantangan serupa dengan kita dan bagaimana Tuhan menolong mereka. Merenungkan Firman Tuhan akan memberikan kita perspektif yang baru dan mengingatkan kita akan janji-janji-Nya.
- Mencari persekutuan dengan orang percaya: Berbagi beban dengan saudara seiman dapat meringankan beban yang kita pikul. Dalam persekutuan, kita dapat saling menguatkan, saling mendoakan, dan saling mengingatkan akan kebaikan Tuhan.
II. Iman Sebagai Jangkar di Tengah Badai
Iman adalah kepercayaan yang teguh kepada Tuhan, bahkan ketika kita tidak melihat bukti nyata dari pertolongan-Nya. Iman adalah jangkar yang menahan kita agar tidak hanyut terbawa arus badai kehidupan.
Dalam Ibrani 11:1, iman didefinisikan sebagai "dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Iman bukan hanya sekadar keyakinan intelektual, tetapi juga tindakan nyata yang menunjukkan kepercayaan kita kepada Tuhan.
Bagaimana iman dapat menjadi jangkar kita di tengah badai?
- Iman memberikan kita perspektif yang benar: Ketika kita menghadapi tantangan, iman membantu kita melihat situasi dari sudut pandang Tuhan. Kita menyadari bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar daripada yang dapat kita pahami, dan bahwa Dia dapat menggunakan kesulitan untuk kebaikan kita.
- Iman memberikan kita harapan: Iman adalah harapan yang hidup. Iman memungkinkan kita untuk percaya bahwa Tuhan akan menolong kita, bahkan ketika situasi tampak tidak mungkin. Harapan ini memberikan kita kekuatan untuk terus maju dan tidak menyerah.
- Iman memberikan kita keberanian: Iman memberikan kita keberanian untuk menghadapi tantangan dengan kepala tegak. Kita tahu bahwa kita tidak sendirian, dan bahwa Tuhan akan memberikan kita kekuatan yang kita butuhkan untuk mengatasi setiap kesulitan.
Untuk memperkuat iman kita, kita perlu:
- Belajar dari kisah-kisah iman dalam Alkitab: Alkitab penuh dengan kisah-kisah orang-orang yang menunjukkan iman yang luar biasa di tengah kesulitan. Mempelajari kisah-kisah ini akan menginspirasi kita dan menguatkan iman kita.
- Berbagi pengalaman iman dengan orang lain: Berbagi pengalaman iman kita dengan orang lain dapat menguatkan iman kita sendiri dan menginspirasi orang lain.
- Bertindak berdasarkan iman: Iman tanpa perbuatan adalah mati. Kita perlu menunjukkan iman kita melalui tindakan nyata, seperti melayani orang lain, memberikan dengan sukarela, dan mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
III. Mengandalkan Kekuatan Tuhan, Bukan Kekuatan Sendiri
Seringkali, ketika menghadapi tantangan, kita mencoba untuk mengatasi masalah dengan kekuatan kita sendiri. Kita mengandalkan kecerdasan kita, kemampuan kita, dan sumber daya yang kita miliki. Namun, seringkali kita menemukan bahwa kekuatan kita terbatas dan tidak cukup untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi.
Dalam Filipi 4:13, Rasul Paulus berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Paulus menyadari bahwa dia tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi kesulitan hidupnya sendiri, tetapi dia dapat melakukan segala sesuatu melalui kekuatan Tuhan yang bekerja di dalam dirinya.
Mengandalkan kekuatan Tuhan berarti:
- Menyerahkan kendali kepada Tuhan: Kita mengakui bahwa Tuhan lebih tahu daripada kita dan bahwa Dia memiliki rencana yang terbaik untuk hidup kita. Kita menyerahkan kekhawatiran kita, ketakutan kita, dan harapan kita kepada-Nya.
- Meminta pertolongan Tuhan: Kita mengakui bahwa kita tidak dapat mengatasi tantangan sendirian dan bahwa kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan memohon kekuatan-Nya.
- Mendengarkan suara Tuhan: Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, melalui Roh Kudus, dan melalui orang-orang di sekitar kita. Kita perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan suara Tuhan dan mengikuti petunjuk-Nya.
IV. Menemukan Tujuan dan Makna di Tengah Kesulitan
Terkadang, tantangan yang kita hadapi terasa tidak berarti dan sia-sia. Kita bertanya-tanya, "Mengapa Tuhan mengizinkan ini terjadi pada saya?" atau "Apa gunanya semua ini?"
Namun, Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan dapat menggunakan kesulitan untuk kebaikan kita. Dalam Roma 8:28, Paulus berkata, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
Tuhan dapat menggunakan kesulitan untuk:
- Membentuk karakter kita: Kesulitan dapat menguji iman kita, mengembangkan kesabaran kita, dan menguatkan karakter kita.
- Membawa kita lebih dekat kepada Tuhan: Ketika kita menghadapi tantangan, kita seringkali berpaling kepada Tuhan untuk mencari pertolongan. Hal ini dapat memperdalam hubungan kita dengan-Nya.
- Memampukan kita untuk menolong orang lain: Pengalaman kita mengatasi kesulitan dapat memberikan kita empati dan pemahaman untuk menolong orang lain yang mengalami kesulitan serupa.
- Memuliakan nama Tuhan: Ketika kita mengatasi tantangan dengan iman dan kekuatan dari Tuhan, kita dapat memuliakan nama-Nya di hadapan orang lain.
Untuk menemukan tujuan dan makna di tengah kesulitan, kita perlu:
- Mencari hikmat dari Tuhan: Kita perlu berdoa dan meminta hikmat dari Tuhan untuk memahami tujuan-Nya dalam kesulitan yang kita alami.
- Melihat kesulitan sebagai kesempatan untuk bertumbuh: Kita perlu melihat kesulitan sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam iman, karakter, dan hubungan kita dengan Tuhan.
- Mencari cara untuk menolong orang lain: Ketika kita fokus pada menolong orang lain, kita dapat melupakan masalah kita sendiri dan menemukan tujuan yang lebih besar dalam hidup.
V. Bersyukur di Tengah Tantangan
Bersyukur adalah sikap hati yang mengakui dan menghargai kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Bersyukur bukan berarti mengabaikan kesulitan yang kita hadapi, tetapi lebih kepada memfokuskan perhatian kita pada berkat-berkat yang masih kita miliki.
Dalam 1 Tesalonika 5:18, Paulus berkata, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Paulus mendorong kita untuk bersyukur dalam segala situasi, baik senang maupun susah.
Mengapa kita perlu bersyukur di tengah tantangan?
- Bersyukur mengubah perspektif kita: Ketika kita bersyukur, kita fokus pada hal-hal positif dalam hidup kita, bukan pada hal-hal negatif. Hal ini dapat mengubah perspektif kita dan membantu kita melihat kesulitan dengan cara yang berbeda.
- Bersyukur meningkatkan kebahagiaan kita: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang bersyukur cenderung lebih bahagia dan lebih puas dengan hidup mereka.
- Bersyukur memperkuat iman kita: Ketika kita bersyukur atas berkat-berkat Tuhan, kita diingatkan akan kebaikan-Nya dan iman kita semakin kuat.
Untuk mengembangkan sikap bersyukur, kita perlu:
- Membuat daftar berkat: Setiap hari, luangkan waktu untuk menuliskan hal-hal yang kita syukuri dalam hidup kita.
- Mengucapkan terima kasih kepada Tuhan: Berdoalah dan ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas semua berkat-Nya.
- Menyatakan rasa terima kasih kepada orang lain: Sampaikan rasa terima kasih kita kepada orang-orang yang telah membantu kita atau yang telah memberikan dampak positif dalam hidup kita.
Kesimpulan
Menghadapi tantangan bersama Tuhan bukanlah jaminan bahwa hidup akan menjadi mudah, tetapi jaminan bahwa kita tidak akan pernah sendirian. Tuhan adalah sumber kekuatan kita, penghibur kita, dan penuntun kita di tengah badai kehidupan. Dengan mengakui kehadiran-Nya, memperkuat iman kita, mengandalkan kekuatan-Nya, menemukan tujuan dan makna di tengah kesulitan, dan bersyukur dalam segala hal, kita dapat melewati setiap tantangan dengan kepala tegak dan hati yang penuh harapan.
Ingatlah, Tuhan tidak menjanjikan pelayaran yang tenang, tetapi Dia menjanjikan kehadiran-Nya di setiap gelombang. Bersama Tuhan, kita dapat menghadapi tantangan apa pun yang datang menghampiri kita. Amin.